Cute Plant Dancing Kaoani Makanya Belajar! | Di Bawah Gerimis

Kamis, 04 Juli 2013

Makanya Belajar!

Diposting oleh Wulan Mardianas di 23.27
Saya ingat ketika dulu… dulu sekali, beberapa orang sering berpesan, “Sekolah yang tinggi! Jangan seperti bapak. Bapak tidak sekolah, setelah tua rasanya menyesal.” Dan benar saja. Itulah yang saya rasakan akhir-akhir ini. Menyesal. Astaghfirullah… iya, menyesal! Jujur saya tidak tahu dengan serentetan kejadian yang membuat saya merasa digempur dengan penyesalan belakangan ini. Kenapa saya harus ‘dipertemukan’ dengan orang-orang ini? Kenapa, Tuhan? Dan sialnya lagi, ternyata saya SUDAH menyesal bahkan sebelum merasakan masa tua. Saya juga tidak menyesal karena tidak bersekolah. Saya menyesal karena satu hal yang saya rasa jauh lebih penting dari sekolah. BELAJAR!

Seandainya dulu saya belajar sungguh-sungguh… seandainya saya tidak terlalu malas… seandainya saya, ah sudahlah!

Semua berawal ketika saya menemukan blog-nya Mbak Orissa, pacar dari pemenang Stand Up Comedy Indonesia season 2, Bang Ge Pamungkas. Bukan maksud saya buat jadi penguntit, saya hanya… yah, saya suka membaca salah satu entri tentang anjingnya yang meninggal. Karena tulisannya asyik, saya ketagihan buat ‘ngemil’ lebih banyak lagi. Hingga pada akhirnya saya mengetahui suatu kenyataan. Kenyataan yang terus terang bikin saya sesak napas selama berhari-hari; Mbak Orissa pernah bekerja di Jerman ketika usianya masih 22. Wow. Biar saya ulang sekali lagi. WOW! Dan, marilah menilik dengan sisa-sisa 22 yang saya miliki, saya masih sempoyongan berkutat dengan skripsi! Tidak, tidak, saya tidak bercanda. Ketika Mbak Orissa sudah menjelajah negara-negara di Eropa, saya MASIH BELUM MELAKUKAN APA-APA!!! Saya benar-benar NOL BESAR! Bangunlah, Wulan… Cepat sadar!

Dua kata buat Mbak Orissa; merdeka dan smart.

Kemudian pengalaman-pengalaman hebat──yang menyesakkan─lainnya bertubi-tubi mengacaukan hari-hari saya. Yakni ketika saya tersasar di website DBL (Development Basketball League). Kenyataan bahwa saya  tidak pernah merasakan kemenangan yang berarti selama 22 tahun ini membuat saya cukup sensitif. Jadi tidak salah bila saya bisa menangis hebat ketika melihat Bagas dinobatkan menjadi pemenang Idola Cilik──abaikan! Ketika itu trenyuh sekali membaca dan mengamati foto-foto cewek SMA berbaju basket yang menyuguhkan kemenangan tim mereka di hadapan 10.000 penonton. Ya ALLAH… keren sekali. Belum lagi waktu saya menemukan pemenang penulis artikel dan fotografer terbaiknya, membuat saya tercenung lama sambil bertanya dalam hati: Apakah saya menghabiskan masa-masa sekolah dengan berbagai prestasi? Sayang sekali, saya tidak.

Dan malam ini, saya meluncur ke blognya Mbak Titish AK, yang merupakan penulis teenlit A Little White Lie (sudah sampai cetakan ke-13 dan sudah dibuat FTV) lagi-lagi saya merasa tertampar. Malu, sesek, miris. Dan satu lagi, menyesal. Mbak Titish AK yang merupakan alumni Sastra Indonesia UGM ini ternyata pernah mengikuti summer school di Belanda, dan jalan-jalan di beberapa kota di Eropa. Mbak Titish yang orang Jogja pernah merasakan udara di Eropa dan tentu saja itu gratis. Gratis, mamen... Jadi ceritanya, Mbak Titish ini mengikuti kompetisi menulis di blog dan menjadi salah satu juara yang akhirnya diterbangkan ke sana. Lagi-lagi saya tergugu, kali ini dengan wajah membersut. Saya jadi paham, ternyata ‘kewajiban’ penulis itu bukan hanya menulis. Tapi juga cerdas. Seperti Mbak Titish. Muda, cerdas, dan pintar.

Lalu, apa yang sudah saya kerjakan selama bertahun-tahun ini? Saya tipikal orang santai dari sekian banyak siswa-siswa santai lainnya. Saya tidak suka pelajaran di sekolah, saya tidak suka mempelajari sesuatu yang tidak ada signifikansinya terhadap kehidupan, saya malas! Tapi sekarang, setelah dua puluh dua tahun, saya merasa ‘dikunyah’ habis-habisan dengan kebiasaan buruk tersebut. Ya, saya pantas mendapatkannya!

Seandainya bisa kembali ke masa-masa SD, saya tidak akan mengeluh bila harus mengurangi jatah kelayapan ke sungai dan manjat pohon jambu milik tetangga untuk belajar lebih serius. Seandainya bisa kembali menjadi anak SMP, saya akan mati-matian belajar Fisika, Matematika, Bahasa Inggris dan pelajaran lain yang sempat bikin alergi. Seandainya ada kesempatan untuk mengulang masa SMA, saya akan dengan senang hati bercapek-capek mengikuti kegiatan eskul. Atau paling tidak, saya tidak boleh terlalu malas membaca. Dan menulis dengan benar-benar ‘benar’.

Saya benci menjadi gadis 22 tahun yang tidak bisa casciscus berbahasa Inggris. Saya benci menjadi gadis 22 tahun yang tidak memiliki prestasi. Saya benci menjadi gadis 22 tahun yang tidak ke mana-mana.

Bagi kalian yang masih SMP, masih SMA, masih unyu-unyu dan sedang aktif-aktifnya, banyaklah belajar. Belajar apa saja. Belajar SEMUANYA. Percayalah, tidak akan ada yang sia-sia dengan pelajaran-pelajaran membosankan itu. Ayo segeralah buka buku, tingkatkan nilai, eksplor kemampuan kalian. Selagi masih sempat, selagi masih sangat muda, selagi masih punya wadah. Agar tidak ada penyesalan di umur 22. Ya, seperti saya.

Dan bagi saya sendiri, saya berterima kasih kepada Allah yang telah mempertemukan saya dengan tokoh-tokoh keren di atas. Tokoh-tokoh hebat yang inspiring sekali. Oke, di tengah-tengah rasa penyesalan ini, saya masih harus belajar.

Semoga tidak satu pun dari kita yang akan merasakan penyesalan lebih lama lagi. Satu tahun berikutnya, saya berharap sudah menjadi Wulan yang berbeda. Wulan yang sedikit lebih baik.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Di Bawah Gerimis Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting