Cute Plant Dancing Kaoani Tentang Kisah yang Menyayat Hati | Di Bawah Gerimis

Selasa, 05 Januari 2016

Tentang Kisah yang Menyayat Hati

Diposting oleh Wulan Mardianas di 04.41
Bagaimana perasaanmu jika...

Di hari ulang tahun seseorang yang begitu penting, kamu menyempatkan diri datang ke kotanya, hujan deras, kamu naik motor sendirian, kamu tidak mengenakan mantel, kamu kedinginan, hatimu ngilu karena pesan-pesan yang tak terbalas, kamu dirundung sedih karena hubungan yang mulai dingin. Sedingin tubuhmu yang diguyur hujan lebat sore itu. 

Kemudian ketika sampai di depan kos, seseorang yang begitu penting itu menemuimu di luar. Bayanganmu sebelumnya, ia akan khawatir melihat kondisimu, ia akan sedih melihatmu bersedih, ia akan menyuruhmu segera berteduh, membuatkan indomie kuah atau susu cokelat panas sekadar untuk menghangatkan tubuhmu. Seperti yang dulu-dulu.

Namun ternyata, ia hanya bilang, "Di kos lagi ada temen-temen."

Dan seolah kamu tidak punya tempat di antara ia dengan teman-temannya.

Tanpa banyak omong, kamu pun pulang. Hujan masih deras. Kamu menangis sesenggukan sepanjang jalan. Saat di lampu merah, ketika ada satu-dua motor ikut berhenti, mereka akan melirikmu seolah kamu adalah Gollum versi wanita. Hatimu bertanya-tanya, "Apa aku setidak pantas itu?"
 
Bagaimana perasaanmu jika...

Seseorang telah mengklaim dirimu sebagai 'my future wife'. Kalian begitu dekat, kalian punya ritual makan biskuit keju yang selalu dibagi dua. Kamu banyak tertawa saat bersamanya, begitu pun ia. Sekalipun ia dikelilingi banyak wanita, namun akan selalu dan selalu menuju padamu. Akan selalu dan selalu menceritakan semua hal denganmu. Secara terang-terangan. Termasuk, tentang masa lalunya yang kelam. 

Kemudian tiba-tiba saja dia menjauh. Dia muak oleh keberadaanmu yang mulai sering menyebalkan, sebab menuntut kepastian. Kemudian pergi. Ia meninggalkanmu begitu saja.

Bagaimana perasaanmu jika...

Kamu masih SMA. Kamu berpacaran dengan seorang pria. Ia sangat pendiam. Sebenarnya kalian berdua sama-sama pendiam. Kalian melakukan sesuatu yang di luar batas. Kamu hamil. Kalian bingung. Kalian takut. Ia jauh lebih kalut. Kemudian pagi-pagi kamu mendapat kabar, bahwa pacarmu mati bunuh diri.

Bagaimana perasaanmu jika...

Kamu mengenal seorang bapak (sekadar mengenal namanya), wajahnya kalem, orangnya baik dan pemalu. Kalian beberapa kali bersinggungan, melempar senyum. Tidak tampak sedikit pun aura galak di wajahnya. Teduh, cenderung berwajah sedih, dan sangat bersahaja. Kamu sering melihat haru pada sosoknya karena menyaksikan si Bapak ke mana-mana naik sepeda ontel. 

Kemudian, lama sekali kalian tidak berpapasan. Hingga tiba-tiba santer terdengar kabar, bahwa si Bapak berwajah sedih tersebut telah meninggal dunia. 

Gantung diri.

Saat kamu menanyakan hal itu terhadap orang di sekitar tempat tinggalnya, jawabannya membuatmu tercengang, "Biasa, masalah perempuan. Istrinya selingkuh."

Bagaimana perasaanmu jika...

Tinggal hitungan hari lebaran tiba. Kamu mendengar cerita yang sangat mengoyak batinmu. Adik laki-lakimu yang masih SMP, dihajar sekumpulan pemuda. Babak belur, darah di mana-mana, kulit tersayat-sayat. Tidak jelas apakah ada yang mencoba menolongnya atau tidak, meski dari video yang sempat beredar, banyak orang di sekelilingnya. Ada pula aparat. Ia dihajar karena mencuri uang senilai dua puluh lima ribu, yang rencananya akan digunakan untuk bermain PlayStation.

Adikmu itu, ia masih bertahan meski dihajar habis-habisan. Terakhir, tubuhnya diikatkan pada sepeda motor. Tubuh adikmu diseret-seret seperti binatang. Darah membasahi aspal. Nyawa adikmu, melayang.

Ibu kalian... bekerja sebagai Tenaga Kerja Wanita. Jauh di negeri sana. Bertahun-tahun kalian tidak berkumpul. Lalu, sebagai kakak, jawaban apa yang akan kamu siapkan jika kelak ibumu bertanya, "Ke mana anak lelakiku?" Lalu, bagaimana kamu akan menjelaskannya? Bahwa adikmu meninggal dengan cara yang sangat mengerikan.


Cerita-cerita di atas, terus terang saja selalu membuat saya sedih setiap kali mengingatnya.

Kisah pertama; kisah teman saya. Ia menceritakannya saat kami duduk berdua sambil memandangi kendaraan berlalu-lalang. Saya tidak sepandai ia dalam bercerita, yang jelas, ketika mendengarnya langsung, saya ikut berkaca-kaca.

Kisah kedua; cerita seorang adik. Ia menceritakannya di dalam bus ekonomi, perjalanan pulang dari luar kota.

Kisah ketiga; cerita seorang yang tidak saya kenal. Ia menceritakannya sewaktu menunggu bus. Dan si anak SMA yang gantung diri itu, merupakan adik kandungnya. Saya masih ingat ia berkata dengan wajah tertekan, "Andai saja dia mau cerita, kita pasti bakal mencari jalan keluarnya bersama-sama."

Kisah keempat; kisah itu menimpa Bapak penjual jamu yang sempat berkeliling kampung saya. Saya mengingat sosoknya sebagai pria yang hanya dengan melihatnya saja kita akan merasa sedih. Saya berharap, sangat berharap, semoga Allah mengampuni dosa-dosa beliau.

Kisah terakhir... saya harus menghela napas dulu. Sebagai seorang wanita yang mempunyai adik cowok, sungguh, saya tidak tahu sehancur apa hati kakak dalam cerita itu. Betapa pilu. Kejadian ini sudah bertahun-tahun lalu. Namun masih sangat melekat di hati siapa saja yang sempat tinggal di kota kami waktu itu. Ya Allah... ampunkanlah dosa adik ini. Dan siapa saja yang tanpa sengaja 'ikut' berlaku aniaya karena 'membiarkan' hal itu terjadi.


Oh ya, dan ada satu cerita lagi. Seseorang yang sedang merasa hampa. Ia merasa bukan siapa-siapa. Tidak punya apa-apa. Terkadang tidak tahu harus berbuat apa. Sebentar lagi, orang ini akan meninggalkan ruangan kosong, dan akan menuju ruangan kosong lainnya.

Kamu tahu bagian mananya yang menyayat hati?

Bahwa gadis ini, sedang merasa sangaaat kesepian.

Ah, ini sih, cerita tentang saya.

1 komentar:

Ade Delina Putri on 5 Januari 2016 pukul 06.46 mengatakan...

Oh maaay twist ending euy. Yang paling sedih, paling akhir kayaknya :P

Posting Komentar

 

Di Bawah Gerimis Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting